Kesalahan Umum dalam Menangani Anak ADHD di Provinsi Bali
Di Provinsi Bali, anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering menghadapi berbagai tantangan bukan hanya dari kondisi yang mereka alami, tetapi juga dari cara lingkungan sekitar merespons perilaku mereka. Kurangnya pemahaman yang tepat dapat menyebabkan kesalahan dalam penanganan, yang tanpa disadari justru memperberat tantangan yang dihadapi anak.
Salah satu kesalahan umum adalah menganggap perilaku anak ADHD sebagai bentuk pembangkangan atau kurangnya disiplin. Anak ADHD sering mengalami kesulitan mengatur perhatian dan impuls, bukan karena tidak mau patuh, melainkan karena keterbatasan regulasi diri. Di Provinsi Bali, anggapan ini masih sering membuat anak menerima teguran atau hukuman yang tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Kesalahan lainnya adalah memberikan tuntutan yang terlalu tinggi tanpa penyesuaian. Anak ADHD membutuhkan pendekatan yang realistis dan bertahap. Ketika orang dewasa menuntut anak untuk fokus, tenang, atau berperilaku seperti anak lain tanpa memberikan dukungan yang memadai, anak dapat merasa gagal dan kehilangan kepercayaan diri. Situasi ini sering memicu frustrasi baik pada anak maupun orang tua.
Kurangnya konsistensi dalam aturan dan rutinitas juga menjadi kesalahan yang sering terjadi. Anak ADHD cenderung membutuhkan struktur yang jelas agar dapat memahami ekspektasi lingkungan. Perubahan aturan yang mendadak atau respons yang tidak konsisten dari orang dewasa dapat membuat anak bingung dan semakin sulit mengelola perilakunya.
Di Provinsi Bali, masih banyak orang tua dan pendidik yang terlalu fokus pada kekurangan anak ADHD tanpa memperhatikan potensi dan kekuatan yang dimilikinya. Anak ADHD sering kali memiliki kreativitas, energi, dan cara berpikir yang unik. Ketika perhatian hanya tertuju pada kesalahan atau perilaku negatif, anak dapat merasa tidak dihargai dan kehilangan motivasi untuk berkembang.
Kesalahan lain yang tidak kalah penting adalah kurangnya komunikasi dan kolaborasi antara rumah dan sekolah. Pendekatan yang berbeda-beda di dua lingkungan ini dapat membuat anak kesulitan beradaptasi. Kerja sama yang baik membantu memastikan bahwa strategi pendampingan berjalan konsisten dan saling mendukung.
Artikel edukasi ini disusun dalam kerangka non-medis dan tidak dimaksudkan sebagai diagnosis atau pengganti layanan kesehatan profesional. Informasi yang disajikan bertujuan membantu orang tua dan pendidik di Provinsi Bali mengenali kesalahan umum dalam menangani anak ADHD agar dapat dihindari secara bijak.
Dengan memahami kesalahan-kesalahan yang sering terjadi, orang tua dan pendidik di Provinsi Bali diharapkan dapat mengembangkan pendekatan yang lebih empatik, realistis, dan suportif. Pendampingan yang tepat membantu anak ADHD merasa diterima, membangun kepercayaan diri, dan tumbuh sesuai dengan potensi yang dimilikinya.